Cinta dan Percepatan
Siapakah hari ini yang sesungguhnya engkau cintai wahai sahabat? Allah kah atau ciptaan-Nya. Apa sebenarnya yang kau harapkan dalam hidup yang sejengkal ini. Dendang do’a apa yang sering engkau lantunkan; apakah untuk mendapatkan cinta dari-Nya ataukah mendapatkan produk-produk-Nya.
Allah adalah tujuan utama, maka janganlah kau jadikan Allah sebagai “perantara” menuju pemuasan nafsu-nafsu keduniaanmu. Allah tahu segala isi hati. Allah tahu apa maksud sesungguhnya penulis membuat tulisan ini, dan Allah pun paham apakah maksud hatimu membaca tulisan ini, mengejar dunia atau mengejar cinta-Nya. Allah lah yang mengusai jagat hati di sejagat ini.
Dunia hanyalah percepatan menuju ketaqwaanmu. Dunialah perantaranya, sebagai medan pembuktian cintamu kepada-Nya. Harta bukanlah tujuan, tapi tanpa harta, bisa berakibat taqwamu akan ditertawakan.
Lantaran percepatan itu penting, maka KAYA itu penting, tapi berTAQWA itu jauh lebih KAYA. Lihatlah Nabimu begitu bersahaja dalam kekayaan. Maka kejarlah kebahagiaan akhiratmu tapi janganlah engkau lupakan kebahagian di duniamu. Kalaulah dengan pesawat lebih cepat, maka tidak harus dengan bis malam. Tapi ingatlah, naik pesawat bukanlah tujuan utamamu. Naik pesawat hanyalah perantara, hanya sebuah percepatan menuju kebahagiaan sejatimu.
Dan carilah (pahala atau kebahagiaan) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia, dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
{TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Qoshosh (28) : 77}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar